Wednesday, December 28, 2011

Terbaik dari Para Suami

Diceritakan dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda pada waktu haji widak (perpisahan) setelah baginda memuji Allah dan menyanjung-Nya dan bersabda di hadapan khalayak ramai ditujukan kepada para suami:

'Ingatlah (hai kaumku), terimalah pesanku untuk berbuat baik kepada para isteri, isteri-isteri itu hanyalah dapat diumpamakan kawanmu yang berada di sampingmu, kamu tidak dapat memiliki apa-apa dari mereka selain berbuat baik, kecuali kalau isteri-isteri itu melakukan perbuatan yang keji yang jelas (membangkang atau tidak taat) maka tinggalkanlah mereka sendirian di tempat tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Kalau isteri-isteri itu taat kepadamu maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkan mereka.
Ingatlah! Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isterimu dan sesungguhnya isteri-isterimu itu mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap dirimu. Kemudian kewajiban isteri-isteri terhadap dirimu ialah mereka tidak boleh mengijinkan masuk ke rumahmu orang yang kamu benci. Ingatlah! Kewajiban terhadap mereka ialah bahwa kamu melayani mereka dengan baik dalam soal pakaian dan makanan mereka.
(Riwayat Tarmizi dan Ibnu Majah)

Dari sabda Nabi tersebut dapatlah kita ambil hikmah sebagai berikut:

1. Terdapat 3 (tiga) golongan istri. 

Yang pertama yaitu pada umumnya wanita memang memiliki kecenderungan untuk tidak memberikan suatu apapun kepada para suaminya (baca: memberikan pelayanan kepada suaminya), melainkan jika mereka merasa telah mendapati suaminya memperlakukan mereka dengan baik.  Golongan kedua yaitu istri yang sholehah, yang memiliki kecukupan ilmu agama sehingga taat pada suaminya tanpa prasyarat apapun sepanjang suaminya senantiasa bertaqwa kepada Allah. Sedangkan golongan ketiga yaitu istri yang memang benar-benar bersifat buruk dan sulit bersyukur atau berterima kasih terhadap kebaikan yang telah dilakukan suaminya kepadanya. Akan senantiasa memandang kekurangan suaminya dan tertutup dari memangdang kebaikan atau kelebihan suaminya.

Khusus golongan kebanyakan, maka berbuat baik kepada istri adalah tantangan tersendiri bagi para suami. Nabi SAW adalah seorang suami yang sangat baik kepada istri dan keluarganya:

"Orang-orang yang terbaik dan kamu sekalian ialah mereka yang lebih baik dan kamu dalam mempergauli keluarganya dan saya adalah orang yang terbaik dari kamu sekalian dalam mempergauli keluargaku." (Riwayat lbnu Asakir)

2. Larangan menyusahkan para istri

Banyak sekali bentuk perbuatan atau sifat yang menyusahkan para istri, misalnya kita menuntut pelayanan berlebihan kepada para istri. Padahal kita mengetahui bahwa istri-istri kita adalah manusia biasa yang secara fisik kebanyakan lebih lemah dari kita. Hanya karena kita kepala keluarga kita menuntut istri kita untuk sempurna dalam menyiapkan makanan, membersihkan rumah, menyiapkan pakaian seperti mencuci dan setrika, mengurus anak, dsb. Dalam satu riwayat Nabi SAW memilih berpuasa daripada membebani istrinya untuk menyiapkan makanan:

‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Suatu hari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam masuk ke rumahku, lalu beliau bertanya: “Apakah ada sesuatu padamu?” Aku menjawab: Tidak ada. Beliau bersabda: “Kalau begitu aku berpuasa.” Pada hari lain beliau mendatangi kami dan kami katakan: Kami diberi hadiah makanan hais (terbuat dari kurma, samin, dan susu kering). Beliau bersabda: “Tunjukkan padaku, sungguh tadi pagi aku berpuasa.” Lalu beliau makan. Riwayat Muslim.

Nabi SAW juga meringankan beban istrinya dalam hal menyiapkan makanan dan mengurusi diri beliau SAW:

Amrah meriwayatkan bahawa seseorang bertanya kepada Aisyah, "Apakah yang dilakukan Rasulullah saw di dalam rumah?" Aisyah menjawab, maksudnya: "Rasulullah saw adalah manusia biasa; beliau merendam pakaian, memerah susu domba, dan melayani dirinya sendiri." (HR Tirmizi, Bukhari, dan Ahmad)

3. Memberi hukuman pada istri diperbolehkan sepanjang istri tidak taat dan pukulan tidak menimbulkan luka

Para istri adalah manusia biasa yang lemah dan secara umum lebih cenderung untuk memiliki sifat untuk menyusahkan para suami:
Dari Abu Hurairah R.A berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Berpesan baiklah terhadap para wanita, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas,. Jika engkau paksa meluruskannya dengan kekerasan akan patah dan jika engkau membiarkannya pasti akan tetap bengkok, oleh karenanya berpesan baiklah terhadap para wanita”. ( Hadits Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim ).

Dengan demikian kita bisa tafsirkan bahwa memukul dalam kaitan menghukum para istri bisa diijinkan sebagai bentuk upaya meluruskan 'sifat bengkok' yang dimiliki perempuan. Namun demikian tidak diijinkan apabila sampai menyakitinya. Karena hal ini dapat berdampak fatal yang dalam hadits diatas diibaratkan dengan patahnya tulang tersebut.